Lembaga atom milik PBB, IAEA, terus memperbarui informasi mengenai Pembangkit NuklirZaporizhzhia yang diduduki Rusia di Ukraina serta pembangkit lainnya di Kursk. Hal ini terjadi setelah rangkaian serangan pesawat tanpa awak mengenai dekat pembangkit tersebut.
Dalam pembaruan informasi, Sabtu (17/8/2024), IAEA mengatakan kondisi di Zaporizhzhia sangat memburuk setelah serangan drone. Lembaga itu meminta kedua pihak menahan diri agar kerusakan tidak meluas menuju tahapan yang berbahaya.
“Sekali lagi kita melihat peningkatan bahaya keselamatan dan keamanan nuklir yang dihadapi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia,” kata Direktur Jenderal IAEA, Rafael Mariano Grossi, dikutip CNN International.
“Saya tetap sangat prihatin dan menegaskan kembali seruan saya untuk menahan diri secara maksimal dari semua pihak dan untuk mematuhi secara ketat lima prinsip konkret yang ditetapkan untuk perlindungan pembangkit listrik tersebut.”
Sebelumnya, Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia memberi tahu IAEA bahwa sebuah pesawat nirawak menyerang tepat di dekat kolam penyiram air pendingin penting. Tim IAEA kemudian mengunjungi daerah tersebut dan melaporkan adanya kerusakan yang tampaknya disebabkan oleh pesawat nirawak.
Tidak ada korban jiwa dan tidak ada peralatan yang rusak, tetapi jalan di antara dua gerbang utama menuju pabrik tersebut rusak. Meski begitu, IAEA memperingatkan bahwa pembangkit nuklir tidak tahan dengan serangan-serangan yang disengaja.
“Pembangkit listrik tenaga nuklir dirancang agar tangguh terhadap kegagalan teknis atau manusia dan kejadian eksternal termasuk yang ekstrim, tetapi tidak dibangun untuk menahan serangan militer langsung, dan memang tidak seharusnya demikian, seperti halnya fasilitas energi lainnya di dunia,” tambah Grossi.
“Serangan terbaru ini menyoroti kerentanan fasilitas tersebut di zona konflik dan perlunya untuk terus memantau situasi yang rapuh ini.”
Media pemerintah Rusia TASS mengklaim bahwa staf di pabrik tersebut menuduh Ukraina melakukan serangan pesawat nirawak. Namun pihak Kyiv menolak tudingan ini.
“Pukul 7 pagi waktu Moskow, pesawat nirawak Ukraina menjatuhkan peluru di jalan yang membentang di sepanjang unit pembangkit di luar perimeter. Personel menggunakan jalan ini sepanjang waktu. Tidak ada yang terluka, tetapi sekali lagi ancaman langsung terhadap keselamatan personel dan pabrik telah tercipta,” kata Moskow.
Sementara itu, TASS melaporkan bahwa Grossi juga diundang untuk mengunjungi pembangkit nuklir di Kursk. Ini merupakan bagian dari Rusia Selatan yang mulai diserang dan diinvasi oleh Ukraina.
“Undangan untuk mengunjungi PLTN Kursk dan kota satelitnya, Kurchatov, dalam waktu dekat telah disampaikan kepada kepala IAEA. Ini adalah langkah yang tidak biasa, tetapi sangat tepat waktu dan penting,” kata Wakil Tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina, Mikhail Ulyanov, di saluran Telegram-nya.
Andrii Kovalenko, kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan pada hari Jumat bahwa Rusia saat ini mencoba memainkan propaganda nuklir kepada negaranya. Namun, menurutnya, ini merupakan bentuk klaim palsu yang tidak berhasil menggoyang kepercayaan global.
“Rusia mungkin sedang mempersiapkan provokasi nuklir. Skenario mereka menuduh kami melakukan terorisme dan serangan terhadap PLTN Kursk tidak berhasil, dan sekarang mereka berbohong tentang ‘bom kotor’ dan kemungkinan provokasi kami.”