Direktur BBM dan Gas PLN EPI Rakhmad Dewanto mengungkapkan konsumsi gas tahun ini untuk pembangkit listrik milik PLN mencapai 1,5 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD).
“Tahun ini kita mengkonsumsi sekitar 1,4 miliar kaki kubik gas per hari. 1,4-1,5 miliar,” ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Jumat (25/4/2025).
Lebih lanjut, Rakhmad mengungkapkan pihaknya menyerap produksi gas domestik mencapai 30% dari keseluruhan produksi gas dalam negeri. “Itu sebenarnya setara dengan 40% konsumsi domestik gas di Indonesia atau kalau terhadap produksi nasional 30%,” tambahnya.
Di samping konsumsi gas, saat ini PLN masih menggunakan batu bara sebagai sumber utama energi untuk pembangkit listrik. Batu bara sendiri memiliki porsi hingga 70%, sedangkan gas memiliki porsi hingga 20%.
“Jadi sebenarnya dalam energy mix yang ada di PLN saat ini itu majority kita masih menggunakan coal. Ini sekitar 70 persen. Kemudian gas itu sekitar 20 persen. Gas dan LNG. Sisanya ini ada hydro, kemudian ada geothermal, ada solar PV. Kurang lebih itu sih,” ungkapnya.
Dilansir dari Refinitiv, per pukul 14:49 WIB, yen Jepang menjadi salah satu mata uang terkuat di Asia dengan apresiasi sebesar 0,54%, kemudian diikuti oleh baht Thailand yang menguat 0,3%, dan dolar Brunei yang naik 0,19%.
Namun berbeda halnya dengan won Korea Selatan yang tertekan 0,55%, rupee India yang terdepresiasi 0,17%, serta yuan China yang melemah 0,12%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah 0,35% ke angka 99,49.
Mata uang rupiah nyaris tidak bergerak dan melemah sangat tipis 0,03%
Sebelumnya DXY sempat melonjak lebih dari 1%, didukung oleh harapan akan de-eskalasi perang dagang AS-China dan meredanya kekhawatiran tentang independensi bank sentral AS (The Fed).
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent mengatakan pada Selasa bahwa kebuntuan tarif saat ini dengan China adalah “tidak berkelanjutan” dan menekankan bahwa pemerintahan Trump tidak berusaha untuk memisahkan kedua ekonomi tersebut.
Kemudian, Presiden AS, Donald Trump mengonfirmasi bahwa dia tidak berencana untuk mencopot Ketua Fed, Jerome Powell, membantu meredakan ketidakpastian investor.
Upaya Gedung Putih untuk meyakinkan pasar mengikuti periode volatilitas yang didorong oleh meningkatnya retorika perdagangan dan ancaman yang dirasakan terhadap otonomi Fed.
Kendati cenderung mengalami penguatan, namun analis ING Francesco Pesole menyampaikan bahwa dolar adalah mata uang G-10 yang paling sensitif terhadap berita perdagangan AS.
Sedangkan pada hari ini, dolar AS terlihat sedikit merosot karena investor mempertimbangkan perubahan sikap Presiden Donald Trump mengenai tarif China.
Pemerintahan Trump dilaporkan tengah mempertimbangkan penurunan tarif impor China sambil menunggu pembicaraan dengan Beijing, sementara China mengisyaratkan keterbukaan terhadap pembicaraan perdagangan dengan syarat Washington menahan diri dari ancaman lebih lanjut.
Namun, optimisme tersebut diredam oleh komentar dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent, yang mengklarifikasi bahwa Trump belum mengusulkan pemotongan tarif sepihak dan bahwa negosiasi formal belum dimulai.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (23/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.860/US$ atau terkoreksi 0,06%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada 14:58 WIB, tampak menanjak 0,28% ke angka 99,19 atau lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (22/4/2025) di posisi 98,92.
Pada hari ini, Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya di level 5,75%. Sikap ini telah dilakukan selama tiga bulan beruntun atau sejak Februari 2025.
“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 April 2025 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 5,75%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Rabu (23/4/2025).
Hal ini selaras dengan konsensus CNBC Indonesia Research yang dihimpun dari 19 lembaga/institusi secara mayoritas memberikan proyeksi bahwa BI tampaknya akan menahan suku bunganya di level 5,75% pada bulan ini. Namun demikian, ada tiga institusi yang memperkirakan bahwa BI akan menurunkan suku bunganya ke 5,50%.
Namun demikian, mata uang Garuda tetap mengalami tekanan karena DXY tampak menguat belakangan ini.
Paus Fransiskus dikenal dengan kesederhanaan karena pendekatan pastoral yang rendah hati dan gaya hidup yang bersahaja, meskipun menyandang status sebagai pemimpin umat Katolik seluruh dunia dan pemimpin negara Vatikan.
Deret kesederhanaan Paus sesuai dengan namanya, Fransiskus (dari Asisis), sebagai orang kudus yang dikenal dengan kesederhanaan dan cinta kasihnya. Kesederhanaan Paus bahkan menjadi perbincangan nasional dan ramai dibicarakan warga Indonesia, terutama di media sosial. Banyak yang mengaku terharu dan kaget karena seorang pemimpin besar justru tampil sangat sederhana.
Berikut lima kesederhanaan Paus Fransiskus yang bisa kita teladani bersama:
1. Pakai Pesawat Komersil
Berdasarkan pantauan dari siaran langsung kedatangan Paus Fransiskus, Paus mendarat di Jakarta tidak menggunakan pesawat jet pribadi tapi menggunakan pesawat komersial ALITALIA di Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta pukul 11.25 WIB, Selasa (3/9/20240 dari Bandara Internasional Leonardo da Vinci datau roma Fiumicino.
Perjalanan tersebut diperkirakan menempuh waktu 12 jam 45 menit dengan penerbangan langsung dari Roma ke Jakarta. Tentu saja ini menjadi tantangan bagi Paus yang juga merupakan yang tertua di antara Paus yang datang ke Indonesia.
Saat berkunjung ke Indonesia nanti, Paus Fransiskus menjadi yang paling tua jika dibandingkan dua pendahulunya.
Paus Paulus VI datang ke Indonesia ketika berusia 73 tahun. Sementara Paus Yohanes Paulus II pada 1989 lalu berkunjung ketika berada di usia 69 tahun.
Perbedaan usia yang cukup signifikan membuat isu kesehatan Paus Fransiskus menjadi perhatian.
Perlu diketahui, Paus saat ini menderita hernia dan telah menjalani sejumlah operasi, yakni abdomen dan usus besar.
Selain itu, Ia mengalami gangguan pada kakinya yang membuatnya harus menjalani operasi lutut. Oleh karena itu, Ia harus dibantu dengan kursi roda.
2. Pilih Pakai Mobil Innova
Selain itu, kesederhanaan Paus adalah memilih mobil Toyota Innova Zenix ketimbang mobil mewah layaknya pejabat di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo.
Mobil-mobil mewah para pejabat seperti Mercedes Benz Tipe GLZ yang ditaksir seharga Rp2,5 miliar pada 2021. Kemudian Jeep Rubicon seharga Rp2 miliar.
Sementara mobil yang dikendarai Paus pada kedatangan kali ini dibanderol paling murah seharga Rp430 jutaan.
Saat melintas di jalan utama ibu kota pun tidak ada pawai heboh yang direncanakan sehingga terlihat masih ada kendaraan yang masih bisa melintas.
3. Paus Duduk di Depan
Selain itu Paus memilih duduk di depan atau sebelah supir dibandingkan duduk di kursi tengah yang menghilangkan batas kelas antara pengemudi dan penumpang.
Paus mendobrak pandangan umum adalah seorang tamu penting akan duduk di tengah sementara pengemudi tetap di depan sebagai rasa hormat ke orang tersebut.
Saat duduk di kursi depan, Paus juga menyapa dengan senyuman tulus dan raut wajah bahagia para warga yang berdiri di pinggir jalan.
Saat menyapa Paus membuka jendela agar bisa terlihat jelas oleh umatnya. Meskipun ini menjadi risiko tersendiri, menghirup udara kotor Jakarta dengan paru-parunya yang tinggal satu. Asal tahu saja, kemarin Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara keenam terburuk di dunia.
4. Jam Tangan Seratus Ribuan
Paus Fransiskus terlihat memakai jam analog hitam dengan bagian tengahnya berwarna putih. Hal ini pun ramai diperbincangkan di dunia maya.
Warganet ramai menduga jam tangan yang dipakai Paus adalah merek Casio seri MQ24-7B2. Pada 2020, pihak Casio mengonfirmasi bahwa Paus Fransiskus memakai jam tangan seri tersebut.
Dikutip dari website Casio, seri ini memiliki berat sekitar 20 gram dengan material strap dan kaca terbuat dari resin. dan berdiameter 38,8 milimeter (panjang), 34,9 milimeter (lebar), dan ketebalan 7,8 milimeter.
Casio seri MQ24-7B2 terlihat simpel, dengan hanya menunjukkan keterangan jam, menit, dan detik. Meski demikian, jam tangan ini tahan air atau water resistant. Berdasarkan situs e-commerce seri ini di Indonesia dijual seharga Rp290.000-Rp400.000.
Akan tetapi dugaan lain Paus Fransiskus menggunakan jam tangan merk Swatch seri SO29B703 Twice Again.
Dikutip dari laman Swatch, jam tangan seri SO29B703 Twice Again memiliki diameter 47,4 x 41 milimeter dengan ketebalan 9,85 milimeter.
Dilansir dari laman HouseofWatches, arloji Swatch seri SO29B703 dijual dengan harga 70,95 euro atau sekitar Rp 1,22 juta (kurs-Rp17.178).
5. Tolak Hotel berbintang, Tidur di Kedubes
Selain itu, Paus juga tidak memilih hotel berbintang sebagai tempat beristirahat selama kunjungan ke Indonesia melainkan memilih Kedutaan Besar Besar Vatikan di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat.
Dibandingkan dengan tamu negara saat Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN di Jakarta misalnya menginap di sejumlah hotel mewah seperti di Hotel Grand Hyatt Jakarta, Hotel Indonesia Kempinski, Hotel Mandarin Oriental, Hotel Park Hyatt.
Jika dibandingkan dari segi harga tentu saja bak langit dan bumi, karena tidur di Kedubes minim biaya. Misalnya saja Presidential Suite Grand Hyatt menurut situsnya dibanderol seharga US$5.480 per malam atau Rp92,06 juta (kurs=Rp16.800/US$1).
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhirnya memberikan penjelasan lengkap soal kebijakan tarif impor baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS) pasca terpilihnya kembali Presiden Donald Trump. Kebijakan ini dinilai bisa berdampak signifikan terhadap ekspor Indonesia, apalagi jika seluruh skemanya diterapkan secara penuh.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menyebutkan, ada tiga skema tarif yang diumumkan Amerika Serikat dan berpotensi menekan arus barang dari Indonesia.
“Kebijakan tarif AS itu terdiri dari tiga besaran tarif. Yang pertama adalah new baseline tarif atau tarif dasar baru, yang kedua ada tarif resiprokal, dan ketiga ada tarif sektoral,” ungkap Djatmiko dalam Konferensi Pers di Auditorium Kemendag, Senin (21/4/2025).
1. Tarif Dasar Baru Naik 10%
Tarif dasar baru atau new baseline tariff ini adalah penyesuaian tarif impor yang sebelumnya telah dikenakan kepada negara-negara mitra dagang Amerika, termasuk Indonesia. Untuk besarannya, tarif dasar baru ini dikenakan tambahan 10% dari tarif lama atau yang sebelumnya sudah diterapkan. Namun, tarif lama itu sendiri bervariasi, tergantung produk yang diekspor.
“Kalau ditanya, ‘Pak, tarif dasar yang lama berapa?’ ya saya jawab, macam-macam, tergantung dari item-nya. Mungkin ada yang 0%, 5%, atau 10%. Dengan adanya tambahan 10% ini maka, contoh, yang sebelumnya dikenakan tarif 5% berarti jadi 15%,” jelasnya.
Namun, lanjut dia, kenaikan tarif dasar ini tidak berlaku bagi Kanada dan Meksiko, karena keduanya telah terikat dalam perjanjian perdagangan bebas United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA), yang merupakan kelanjutan dari NAFTA.
“Dengan status Meksiko dan Kanada sebagai mitra FTA dari Amerika, mereka dikecualikan dari pengenaan tarif dasar baru yang dinaikkan 10%,” imbuh dia.
Adapun untuk tarif ini, katanya, sudah mulai berlaku sejak 5 April 2025 kemarin.
2. Tarif Resiprokal: Indonesia Terancam Kena 32%
Skema kedua adalah tarif resiprokal atau reciprocal tariff. Ini yang membuat banyak negara, termasuk Indonesia, waspada. Pasalnya, tarif ini dikenakan berdasarkan rumus matematis yang mempertimbangkan defisit perdagangan AS terhadap negara mitranya.
“Formulanya adalah nilai defisit dibagi nilai ekspor mitra dagang, dikali 100, dikurangi 50%. Nah, untuk Indonesia, angkanya keluar 32%,” ungkap Djatmiko.
Kendati demikian, ada sedikit kabar baik, lantaran penerapan tarif ini ditunda selama 90 hari, dan baru akan diberlakukan pada 9 Juli 2025 mendatang.
“Tapi ini saya perlu garisbawahi, penerapannya ditunda selama 90 hari. Jadi belum dikenakan,” tegasnya.
Adapun soal kemungkinan tarif ini benar-benar diberlakukan setelah masa penundaan selesai, Djatmiko mengaku tak bisa memastikan. “Kalau ditanya, ‘Pak, setelah 90 hari gimana?’ Saya nggak tahu. Nanti kita lihat seperti apa,” ucap dia.
3. Tarif Sektoral Tambah 25%
Skema ketiga adalah yang paling ‘tajam’, yakni tarif sektoral. Tambahan tarif ini menyasar sektor-sektor tertentu, seperti baja, aluminium, otomotif, dan komponennya.
“Tarif sektoral itu tambahannya sebesar 25% dari tarif awal. Dan ini sudah berlaku untuk baja, aluminium, otomotif serta komponennya,” terang Djatmiko.
Namun, jika tarif sektoral ini sudah dikenakan pada suatu produk, maka tarif dasar baru dan resiprokal tidak akan dikenakan lagi untuk produk tersebut.
“Kalau satu negara sudah dikenakan tarif sektoral, misalnya untuk baja atau otomotif, maka tarif dasar baru dan tarif resiprokal tidak diberlakukan,” jelasnya.
Tiga skema kebijakan tarif perdagangan baru dari AS ini tentunya membuat Indonesia harus lebih cermat dalam membaca peluang dan tantangan perdagangan dengan Negeri Paman Sam. Sebab, ketiga tarif ini bisa berlaku kumulatif atau eksklusif, tergantung jenis barang dan sektor yang terlibat.
“Tarif ini dikenakan berdasarkan jenis barang (HS Code), negara asal, dan kebijakan tarif AS yang berlaku sebelumnya,” ungkap Djatmiko menegaskan.
Lebih lanjut, katanya, pemerintah saat ini terus memantau perkembangan kebijakan tersebut, sembari berupaya melakukan diplomasi agar ekspor Indonesia tak semakin terbebani.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memberi kita sebuah potret demografis yang menarik untuk direnungkan pada momen peringatan Hari Kartini, ternyata, DI Yogyakarta menjadi provinsi dengan persentase penduduk perempuan tertinggi di Indonesia, mencapai 50,5% dari total penduduk.
Berikut daftar lengkap 10 besar provinsi dengan persentase perempuan terbanyak:
Menurut jurnal World Development (Duflo, 2012), peningkatan jumlah perempuan dalam populasi tidak otomatis menghasilkan peningkatan partisipasi atau kekuatan sosial-ekonomi mereka. Ada kesenjangan antara “being counted” dan “being empowered”. Dengan kata lain, meski populasi perempuan tinggi, tanpa akses yang setara terhadap pendidikan, pekerjaan, dan pengambilan keputusan, potensi ini bisa stagnan.
Studi oleh Kabeer dalam Development and Change menekankan pentingnya agency, yaitu kemampuan perempuan untuk menentukan pilihan hidup secara bebas dan bertanggung jawab. Jadi, jika kita kaitkan dengan Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dan pusat budaya tingginya persentase perempuan dapat menjadi peluang emas jika didorong dengan ekosistem kebijakan yang pro-pemberdayaan.
Yogyakarta tidak hanya unggul dari sisi persentase perempuan. Kota ini juga mencatat Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) yang relatif lebih baik dibanding banyak daerah lain. Akses perempuan terhadap pendidikan tinggi di provinsi ini tergolong tinggi, berkat banyaknya universitas dan lingkungan yang relatif aman serta inklusif.
Dalam jurnal Feminist Economics oleh Chakraborty, 2021 kota-kota dengan pusat pendidikan yang kuat cenderung memiliki struktur sosial yang lebih progresif terhadap perempuan. Ini bisa menjadi sinyal mengapa Yogyakarta menjadi “magnet” bagi perempuan muda, baik sebagai tempat belajar, bekerja, maupun membangun komunitas.
Namun mari kita lihat sisi lainnya. Provinsi dengan persentase perempuan terendah justru datang dari kawasan timur Indonesia: Papua (46,84%) dan Papua Barat (47,36%). Ini sejalan dengan tantangan pembangunan di wilayah tersebut yang masih menyentuh dasar-dasar pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial.
Menurut Journal of Gender Studies, kawasan dengan ketimpangan infrastruktur tinggi cenderung mengalami migrasi perempuan usia produktif ke luar daerah, baik untuk alasan ekonomi maupun akses terhadap layanan dasar.
Dengan kata lain, peringatan Hari Kartini juga perlu menjadi refleksi bagi negara untuk memperbaiki ketimpangan spasial yang berdampak langsung pada perempuan. Jumlah tidak bisa menutupi fakta bahwa akses dan peluang masih timpang.
Data demografi bukan seakan memberikan narasi tentang bagaimana perempuan hadir dalam ruang sosial bukan hanya sebagai angka, tetapi sebagai penggerak perubahan.
Proyek ini memanfaatkan cadangan low-rank coal milik PTBA di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang selama ini belum termonetisasi secara optimal. Lokasinya berdekatan dengan jaringan pipa transmisi PGN di Pagardewa, Sumatera Selatan, sehingga berpotensi menghemat pengembangan infrastruktur.
Sepanjang 2025, kedua perusahaan akan fokus pada studi kelayakan guna mengkaji potensi pembangunan fasilitas produksi SNG, jaringan pipa, serta skema bisnis yang memungkinkan.
“Inisiatif ini sejalan dengan prioritas pemerintah dalam hilirisasi dan kemandirian energi. Jika terealisasi, proyek ini berpotensi memperkuat pasokan gas dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari, Rabu (21/4/2025).
SNG merupakan gas hasil olahan batu bara yang menyerupai gas bumi. Produk ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar maupun bahan baku industri. Nantinya, SNG diproyeksikan untuk menjangkau pelanggan eksisting PGN, khususnya industri di wilayah Jawa Bagian Barat yang tengah menghadapi tantangan pasokan.
“Kami terus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM, Holding Migas Pertamina, serta pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan studi berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik,” kata Rosa.
Sebelumnya, PGN juga telah menginisiasi diversifikasi pasokan melalui proyek Biomethane dengan memanfaatkan POME (Palm Oil Mill Effluent) untuk menghasilkan biogas. Melalui pengolahan lebih lanjut dari biogas, biomethane kemudian dapat dikompresi menjadi Compressed Natural Gas (CNG) untuk didistribusikan ke pelanggan seperti industri, rumah sakit, hotel, dan pusat perbelanjaan.
PGN menjalankan proyek Biomethane bersama konsorsium Jepang dan saat ini tengah mempersiapkan FEED untuk Plant Kilang Biomethane di Sumatera. Adapun target commisioning pada Triwulan II 2027 berkapasitas 1,2 BBTUD.
“Proyek Biomethane juga merupakan komitmen PGN terhadap keberlanjutan pasokan gas bumi yang rendah karbon, sehingga dapat membantu mengurangi emisi karbon dan mendukung NZE pada tahun 2060,” tutup Rosa.
Bantuan ini diberikan kepada puluhan peserta pensiun di berbagai wilayah Indonesia, sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Penyerahan dilakukan secara simbolis di Kantor Pusat TASPEN, Jakarta Pusat, oleh Direktur Operasional TASPEN Ariyandi, kepada perwakilan peserta pensiun melalui Pengurus Pusat Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) sebagai organisasi mitra yang menaungi para pensiunan ASN.
Corporate Secretary TASPEN Henra menjelaskan, ulang tahun TASPEN kali ini bertajuk “62 Years Journey of Greatest TASPEN. Momen ulang tahun ini bukan hanya perayaan bagi perusahaan melainkan juga kesempatan untuk terus hadir dan berdampak bagi peserta TASPEN.
“Bantuan kursi roda ini kami berikan agar para pensiunan tetap dapat menjalani hari-hari dengan lebih nyaman, mandiri, dan bermartabat. Hal ini juga selaras dengan arahan Kementerian BUMN melalui Menter Erick Thohir yang secara konsisten mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan masyarakat,” ujar Henra dalam keterangan tertulis, Senin (21/5/2025).
Lebih lanjut, pembagian kursi roda ini juga dilakukan serentak di kantor cabang TASPEN seluruh Indonesia untuk memastikan penyerahan bantuan dilakukan secara inklusif dan merata. Adapun total bantuan yang diberikan mencapai ratusan juta rupiah, mencerminkan komitmen TASPEN dalam memastikan peserta pensiun tetap mendapatkan dukungan yang layak, terutama dalam hal mobilitas dan kesehatan.
Selain penyerahan bantuan kursi roda, TASPEN juga menggelar berbagai program sosial dan edukatif lainnya sebagai bagian dari perayaan HUT ke-62, termasuk kolaborasi bersama Srikandi TASPEN, Unit TJSL, 15 Branch Manager perempuan, dan Persatuan Istri Pegawai TASPEN (Periptas) dalam kegiatan berbagi cerita inspiratif serta memberikan motivasi kepada siswa PAUD/TK/SD.
Di samping itu, TASPEN juga berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Jakarta dalam kegiatan donor darah dengan target lebih dari 100 kantong, sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan upaya memperluas dampak sosial bagi masyarakat secara umum. Sebagai perusahaan yang tidak hanya berfokus pada layanan administratif, TASPEN secara konsisten memaknai momen ulang tahun sebagai ajang untuk memperluas nilai kebermanfaatan.
Sebagai pengingat, pada HUT ke-61 tahun lalu, TASPEN juga melaksanakan berbagai kegiatan sosial seperti Program TASPEN Berbagi Sembako, Mudik Asyik Bersama TASPEN, Bedah Panti, dan pemberian bantuan kaki palsu kepada Yayasan Visi Maha Karya dan Perwakilan ASN.
Melalui momentum HUT ke-62 ini, TASPEN tidak hanya merayakan perjalanan panjang sebagai penyedia jaminan sosial bagi ASN dan Pejabat Negara, tetapi juga terus menguatkan nilai-nilai pelayanan dan kepedulian terhadap para purnabakti yang telah mengabdi bagi bangsa.
Kematian Paus Fransiskus menandai akhir dari sebuah era yang tidak hanya penting bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh dunia yang menyaksikan bagaimana seorang pemimpin spiritual dapat ‘mengguncang’ institusi berusia dua milenium dengan cara yang lembut namun tegas.
Dengan warisan kepemimpinan yang memadukan kesederhanaan hidup, suara lantang untuk keadilan sosial, dan loyalitas terhadap ajaran Gereja, Paus Fransiskus akan dikenang sebagai sosok revolusioner yang tidak pernah mengeklaim dirinya demikian.
Dari Buenos Aires ke Vatikan
Melansir laporan BBC, lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, Paus Fransiskus berasal dari keluarga imigran Italia. Ia adalah Paus pertama dari Amerika Latin dan juga Paus pertama dari Serikat Yesus (Yesuit), sebuah ordo religius yang selama ini dikenal karena karya misi, pendidikan, dan dedikasi untuk pelayanan sosial.
Ia ditahbiskan sebagai imam Yesuit pada 1969 setelah menempuh studi di Argentina dan Jerman. Pada usia muda, ia kehilangan salah satu paru-parunya akibat infeksi, namun hal ini tidak menghalangi semangatnya dalam pelayanan.
Pada 1992 ia diangkat menjadi uskup, dan pada 1998 menjadi Uskup Agung Buenos Aires. Sebagai Kardinal, Bergoglio dikenal karena khotbah-khotbahnya yang kuat dan relevan dengan persoalan sosial di Argentina. Ia sering menekankan inklusi sosial dan kerap menyuarakan kritik tidak langsung terhadap pemerintah yang mengabaikan kaum miskin dan terpinggirkan.
Gaya yang Mengubah Paradigma
Ketika ia terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, dunia terkejut. Banyak yang mengharapkan pemimpin yang lebih muda dari usia 76 tahun saat itu. Namun, pemilihannya justru membawa angin segar dan semangat perubahan ke dalam tubuh Gereja Katolik.
Sejak hari pertamanya sebagai Paus, ia menunjukkan gaya kepemimpinan yang sangat berbeda. Ia memilih untuk tinggal di Wisma Santa Marta, sebuah penginapan sederhana di dalam Vatikan, ketimbang apartemen kepausan yang mewah.
Ia juga menolak menggunakan kendaraan resmi dan lebih memilih mobil sederhana.
“Paus Fransiskus langsung mencetak gaya kepausannya sendiri,” ujar David Willey, koresponden BBC di Roma, menggambarkan bagaimana sang Paus bahkan membayar sendiri tagihan hotelnya setelah terpilih.
Suara Moral Dunia
Paus Fransiskus dikenal karena keberaniannya dalam berbicara tentang isu-isu sosial dan global secara terbuka dan jujur. Ia mempertanyakan sistem ekonomi pasar bebas, meminta Gereja untuk meminta maaf kepada kaum LGBTQ, dan bahkan menyamakan pusat-pusat detensi migran di Eropa dengan kamp konsentrasi.
Meski begitu, pengamat menegaskan bahwa menyebutnya seorang liberal sejati adalah penyederhanaan yang tidak akurat.
John Allen Jr, editor situs berita Katolik Crux, menulis: “Fransiskus juga jelas seorang konservatif. Ia belum mengubah satu koma pun dalam Katekismus, menolak penahbisan imam perempuan, menentang pernikahan sesama jenis, menyebut aborsi sebagai kejahatan yang paling mengerikan, dan mempertahankan larangan penggunaan kontrasepsi.”
Reformis Internal yang Tak Takut Melawan Arus
Di dalam Vatikan, Paus Fransiskus memulai pembersihan besar-besaran terhadap Kuria Roma, birokrasi yang telah lama dikritik karena tidak transparan dan berbelit-belit. Ia berupaya mereformasi Bank Vatikan dan memberantas korupsi serta ketertutupan yang mengakar.
Ia tidak ragu untuk mengganti para kardinal dan pejabat tinggi Gereja yang tidak sejalan dengan visinya. Namun, tindakan-tindakan ini juga menciptakan gelombang perlawanan dari kalangan konservatif dalam Gereja yang merasa terancam oleh pendekatannya yang inklusif dan transparan.
Ia juga membuat langkah-langkah kecil namun signifikan seperti melonggarkan sikap Gereja terhadap umat yang bercerai dan menikah kembali, sesuatu yang sebelumnya sangat tabu di lingkungan Gereja Katolik.
Luka Lama dari Masa Diktator
Salah satu bab kontroversial dalam hidupnya adalah peran Bergoglio selama masa kediktatoran militer Argentina 1976-1983. Ia pernah dituduh gagal melindungi dua imam Yesuit dari penangkapan, serta tidak menindaklanjuti permintaan bantuan untuk menemukan bayi dari seorang wanita yang diculik dan dibunuh oleh junta.
“Ada uskup-uskup yang berkolusi dengan militer, tapi Bergoglio bukan salah satunya.”
Bahkan, Paus Fransiskus memprakarsai pembukaan arsip Vatikan tentang era kediktatoran Argentina, sebagai bentuk dukungan kepada para korban dan keluarga mereka. Ia juga mengambil langkah untuk mengangkat martir sejumlah imam Katolik yang dibunuh selama masa itu.
Patriotisme dan Kerendahan Hati
Sebagai orang Argentina sejati, Paus Fransiskus juga menunjukkan cinta tanah airnya yang diutarakan dalam misa tahun 2016 bagi para veteran Perang Malvinas (Falklands).
“Kita datang untuk mendoakan semua yang gugur, putra-putra tanah air yang pergi membela ibu pertiwi dan menuntut kembali apa yang menjadi milik mereka.”
Gaya hidupnya yang sederhana dan bersahaja menjadi magnet yang kuat bagi umat dari berbagai keyakinan. Francesca Ambrogetti, penulis biografinya, menyebut gaya hidupnya sebagai “sederhana dan asketis”, dan mengatakan bahwa inilah bagian dari daya tarik publiknya.
Menutup Zaman dengan Cahaya
Hingga akhir hidupnya, Paus Fransiskus tetap menjadi tokoh global dengan popularitas tinggi, bahkan di kalangan non-Katolik. Ia memiliki lebih dari 18 juta pengikut di X, dan kerap menjadi rujukan dalam diskusi sosial, lingkungan, dan kemanusiaan global.
Kini, dengan wafatnya Paus Fransiskus, dunia kehilangan bukan hanya seorang pemimpin Gereja, tetapi seorang penggugah nurani dunia. Ia telah membuktikan bahwa kesederhanaan bukanlah kelemahan, bahwa keberanian moral bisa hadir dalam kelembutan, dan bahwa Gereja bisa menjadi jembatan, bukan tembok.
Warisan Paus Fransiskus akan terus bergema sebagai seruan tanpa henti untuk kasih, keadilan, dan belas kasih universal.
Surat itu, sebagaimana diketahui, berisi tuntutan Gedung Putih terhadap Harvard seperti untuk menghapus prinsip-prinsip keberagaman, kesetaraan, dan inklusi atau Diversity, Equity, and Inclusion (DEI).
Dilansir CNBC International, surat yang juga berisi tuntutan pemerintah supaya kampus itu menyaring mahasiswa internasional berdasarkan kekhawatiran ideologis dikirim tanpa izin administrasi Trump.
Dua orang di Gedung Putih yang mengetahui kabar tersebut, namun enggan menyebutkan namanya dan mengabarkan ke New York Times bahwa isi surat itu asli, tetapi telah disalahgunakan dengan dikirim ke Harvard secara ilegal.
“Ada berbagai laporan berbeda di dalam pemerintahan tentang bagaimana surat itu disalahgunakan,” menurut Times, dikutip Minggu (20/4/2025).
Namun, seorang juru bicara Harvard mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada CNBC Internasional bahwa “surat yang diterima Harvard pada Jumat, 11 April, ditandatangani oleh tiga pejabat federal, diletakkan di atas kop surat resmi, dikirim dari kotak masuk email seorang pejabat senior federal, dan dikirim pada 11 April.”
Surat tersebut ditandatangani oleh Josh Gruenbaum, komisaris Administrasi Layanan Umum, Sean R. Kevney, penjabat penasihat umum Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, dan Thomas E. Wheeler, penjabat penasihat umum Departemen Pendidikan.
“Jangan meragukan keaslian atau keseriusan isinya,” kata juru bicara Harvard yang tidak disebutkan secara detail identitasnya.
“Namun, meskipun surat itu merupakan suatu kesalahan, tindakan yang diambil pemerintah minggu ini memiliki konsekuensi nyata terhadap para mahasiswa, karyawan, dan reputasi pendidikan tinggi Amerika di dunia,” ujar juru bicara itu.
Gedung Putih belum menanggapi permintaan CNBC untuk mengomentari laporan New York Times.
Surat tertanggal 11 April itu sebelumnya telah memicu perseteruan publik. Harvard secara tegas pada Senin lalu menolak tuntutan Gedung Putih yang tertuang dalam surat itu meski membahayakan pendanaan dari pemerintah pusat hampir US$ 9 miliar untuk kampus itu.
Gedung Putih dengan cepat menanggapi respons Universitas Harvard itu dengan mengatakan akan membekukan sekitar US$ 2,2 miliar dalam bentuk hibah untuk universitas.
Menurut New York Times, surat tertanggal 11 April itu muncul saat para ahli hukum atau pengacara di Universitas Harvard sedang berdialog dengan Gedung Putih tentang cara sekolah itu menangani antisemitisme dan isu-isu lainnya.