Perusahaan fintech Revolut membuat sejarah. Startup�asal Inggris tersebut kini nilainya berhasil melampaui bank-bank terbesar Eropa.
Revolut mengumumkan penjualan saham di pasar sekunder yang mendongkrak valuasi mereka melampaui US$ 48 miliar atau sekitar Rp 747 triliun. Pembelinya adalah investor lama dan baru. Penjualan saham tersebut juga dimanfaatkan oleh pegawai Revolut untuk menukar saham milik mereka dengan uang tunai.
Beberapa investor yang terlibat adalah Coatue, D1 Capital Partners, dan pemodal raksasa Tiger Global.
Valuasi baru Revolut tidak hanya menjadi mereka sebagai fintech dengan harga saham termahal di Eropa. Kini, valuasi Revolut dua kali lipat lebih tinggi dibanding Societe Generale dan Barclays.
Menurut Reuters, bank di Eropa beberapa tahun terakhir memang sedang terpukul oleh laba yang rendah serta berbagai regulasi baru.
Di sisi lain, Revolut tumbuh dengan sangat pesat. Laba perusahaan telah melampaui US$ 564,36 juta pada 2023 dari 45 juta nasabah di seluruh dunia. Perusahaan yang usianya baru 9 tahun itu juta baru mendapatkan izin bank di Inggris sehingga bisa menarik nasabah baru hanya dengan mengandalkan aplikasi di HP.
Juru bicara Revolut menolak berkomentar soal identitas pemegang saham yang menjual sebagian kepemilikannya.
Sky News sebelumnya melaporkan bahwa CEO Revolut Nikolay Storonsky berencana menjual sebagian saham miliknya dalam transaksi bernilai total US$ 500 juta.