Adaro Minerals (ADMR) Cetak Laba Rp3,84 T per Juni 2024

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Emiten tambang batu bara metalurgi PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) mencatatkan laba periode berjalan sebesar US$247,87 juta (Rp3,84 triliun) per Juni 2024. Jumlah ini naik 52,14% secara tahunan atau year on year (yoy) dari US$ 162,5 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Pencapaian ini tidak terlepas dari perolehan pendapatan usaha sebesar US$607,03 juta, naik 31% yoy dari sebesar US$463,60 juta setahun sebelumnya. Dalam keterbukaan informasi, ADMR menjelaskan itu didukung oleh kenaikan 43% pada volume penjualan menjadi 2,59 juta ton, yang diimbangi penurunan 8% pada ASP.

Perusahaan terus mengembangkan pasar bagi produk batu bara metalurginya yang berkualitas tinggi, dan telah mendapatkan minat dari para pelanggan di banyak negara, termasuk Indonesia, Jepang, dan China. Volume produksi perusahaan pada 1H24 naik 17% menjadi 2,98 juta ton dan pengupasan lapisan penutup naik 37% menjadi 10,36 juta bcm, yang menghasilkan nisbah kupas 3,48x untuk 1H24.

Seiring dengan kenaikan tersebut, beban pokok pendapatan naik 32% yoy menjadi US$277,06 juta. Itu disebabkan terutama karena kenaikan volume produksi maupun penjualan. Royalti kepada Pemerintah turun 9% menjadi $74,1 juta karena penurunan harga, sementara biaya penambangan naik 24% menjadi $86,5 juta, biaya pemrosesan batu bara naik 30% menjadi $12,9 juta, dan biaya pengangkutan dan penanganan naik 24% menjadi $64,2 juta. Biaya bahan bakar naik 18% karena peningkatan volume, sementara biaya kas batu bara per ton pada 1H24 turun 14%.

Beban usaha pada 1H24 turun 43% menjadi US$20,6 juta karena perusahaan tidak menyishkan cadangan untuk beban terkait kewajiban pembayaran kepada pemerintah pada 1H24 karena alokasi penjualan ke pasar domestik. Biaya karyawan naik 19% menjadi $5,3 juta karena penambahan tenaga kerja untuk mendukung ekspansi perusahaan.

ADMR juga melaporkan telah mengeluarkan belanja modal sebesar US$143,0 juta pada 1H24, terutama terkait proyek-proyek infrastruktur MC dan konstruksi smelter aluminium di bawah KAI. KAl meliputi US$111 juta dari angka tersebut. Arus kas bebas pada 1H24 naik 84% menjadi $223,6 juta berkat kenaikan EBITDA operasional.

Setelah rampung, proyek-proyek peningkatan infrastruktur akan mendukung pencapaian target volume jangka menengah sebesar 6 juta ton per tahun. Konveyor pemuatan tongkang kedua akan meningkatkan kapasitas muat maupun kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen pengiriman. Peningkatan-peningkatan ini akan menempatkan perusahaan di posisi yang kuat untuk memenuhi perkiraan pertumbuhan produk batu bara metalurginya.

Total aset naik 20% menjadi $1,61 miliar per akhir 1H24, terdiri dari aset lancar $598,8 juta dan aset non lancar $1,01 miliar. Saldo kas pada akhir 1H24 turun 12% menjadi $399,2 juta. Kas meliputi 25% total aset.

“Harga batu bara metalurgi bergerak secara fluktuatif pada paruh pertama 2024, namun kami masih mencapai kinerja operasional yang memuaskan, berkat eksekusi yang efektif, peningkatan produksi, dan ekspansi pada penetrasi penjualan. Kinerja ini mencerminkan upaya bersama dari semua pihak dalam perusahaan, termasuk PT Kalimantan Aluminium Industry dengan progres konstruksi yang terus berlanjut,” kata Christian Ariano Rachmat, Presiden Direktur ADMR dalam keterbukaan informasi yang dikutip Selasa (27/8/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*