Negara Maju Tetangga RI Krisis, Warganya Ramai ‘Kabur’ ke Luar Negeri

The Golden Princess sits at anchor off shore from Akaroa in the South Island of New Zealand, Sunday, March 15, 2020. Passengers aboard the cruise ship were not being allowed off the boat while three passengers were tested for the new coronavirus. For most people, the new coronavirus causes only mild or moderate symptoms. For some it can cause more severe illness. (AP Photo/Mark Baker)

Sejumlah warga Selandia Baru dilaporkan berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Hal ini disebabkan kondisi ekonomi Negeri Maori yang kurang kondusif.

Mengutip CNBC International, Pemerintah Selandia Baru memperkirakan bahwa 131.200 orang meninggalkan negara itu dalam 12 bulan terakhir hingga Juni, di mana angka ini menjadi rekor tertinggi. Di antara mereka, sekitar 80.200 adalah warga negara Selandia Baru.

Secara demografis, lebih dari 50% imigran Selandia Baru pada tahun yang berakhir Juni 2024 adalah orang-orang berusia antara 20 dan 39 tahun. Mereka yang berusia antara 25 dan 29 tahun merupakan kelompok terbesar.

“Selama satu setengah tahun terakhir, ekonomi Selandia Baru melambat, dan kehilangan pekerjaan mulai terjadi, terutama bagi generasi muda,” kata kepala ekonom di Institut Penelitian Ekonomi Selandia Baru, Shamubeel Eaqub Senin (9/9/2024).

Sejumlah faktor ekonomi yang menekan warga adalah biaya hidup yang tinggi, suku bunga yang tinggi, dan pengangguran yang meningkat. Eaqub memprediksi larinya para warga akan terus berlanjut.

“Sampai pasar kerja membaik, saya tidak melihat para pengungsi ekonomi itu berhenti meninggalkan Selandia Baru,” ujarnya.

Kondisi ekonomi yang buruk ini diciptakan oleh Pandemi Covid-19. Pada awal pandemi, pemerintah Selandia Baru menerapkan karantina wilayah yang ketat dan isolasi terkelola wajib selama 14 hari bagi mereka yang datang ke negara tersebut, sebagai upaya untuk memberantas Covid.

Selain itu, pemerintah Negeri Kiwi juga memberikan insentif bagi sejumlah bisnis yang tutup saat pandemi. Saat insentif berakhir, sejumlah usaha mengaku kesulitan lantaran permintaan belum kembali seperti semula.

Di sisi lain, inflasi yang terus tinggi telah mengurangi daya beli sekitar 5 juta konsumen di negara tersebut. Pada kuartal Juni 2022, tingkat inflasi tahunan Selandia Baru mencapai 7,3%, level tertinggi dalam lebih dari tiga dekade.

Salah satunya warga yang merasakan hal ini adalah Wilson Ong, 32, yang bekerja sebagai manajer dan pembeli di industri ritel mode Selandia Baru. Ia melihat banyak temannya yang telah pergi ke luar negeri karena tingginya inflasi dan dicabutnya subsidi.

“Saya pikir ciri ekonomi yang buruk adalah kurangnya kesempatan untuk menaikkan upah Anda relatif terhadap biaya hidup,” kata Ong, yang saat ini sedang mencari pekerjaan di sejumlah negara.

Adanya kesempatan di Luar Negeri

Data menunjukkan bahwa negara tetangga Australia adalah tujuan paling sering bagi para imigran Selandia Baru. Sejak Juli 2023, warga negara Selandia Baru yang telah tinggal di Australia setidaknya selama empat tahun dapat langsung mengajukan kewarganegaraan.

Pemerintah Australia juga telah mencari pekerja Selandia Baru di sektor publik. Dalam beberapa bulan terakhir, Australia telah membayar iklan satu halaman penuh di edisi New Zealand Herald, yang menjanjikan “hari yang lebih hangat dan gaji yang lebih tinggi” bagi petugas polisi Selandia Baru.

Perusahaan perekrutan Hays menemukan bahwa berbagai posisi di berbagai industri memberikan gaji yang jauh lebih tinggi di Australia. Misalnya, berdasarkan data Hays, seorang mandor konstruksi dapat memperoleh gaji lebih dari 60% di Sydney daripada di Auckland.

Menurut Tuffley dari ASB Bank, perlambatan konstruksi di Selandia Baru telah membuka peluang bagi Selandia Baru untuk kehilangan pekerja konstruksi dan insinyur ke tempat-tempat seperti Australia.

“Kita juga berpotensi kehilangan keterampilan orang-orang yang telah menempuh pendidikan universitas di Selandia Baru, yang ingin bekerja di tempat lain di dunia,” kata Tuffley.

kadobet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*