Daftar Saham Terboncos Pekan Ini, Ada 3 Emiten Milik Prajogo Pangestu

Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau merana pada pekan ini, disebabkan karena investor asing yang masih terus melepas saham-saham di Indonesia.

Sepanjang pekan ini, indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ambruk 5,16% secara point-to-point (ptp). Kinerja IHSG pada pekan ini lebih buruk dari pekan lalu yang hanya melemah 0,79%.

Memburuknya IHSG sudah terjadi dua hari menjelang akhir pekan ini, yakni pada Kamis lalu yang ditutup ambruk 2,12% di posisi 6.875,54 dan pada Jumat kemarin yang anjlok 1,93% di 6.742,58. Posisi terakhir IHSG menjadi yang terendah sejak 19 Juni 2024.

Saat IHSG ambruk, beberapa saham terpantau ikut anjlok hingga lebih dari 20%, bahkan lebih dari 40%.

Berikut 6 saham dengan performa terburuk sepanjang pekan ini:

Di posisi pertama terdapat saham PT Lion Metal Works Tbk (LION) yang ambruk hingga 45,29% sepanjang pekan ini, dari sebelumnya pada akhir pekan lalu diposisi Rp 870/saham, ambruk ke posisi Rp 476/saham kemarin.

Saham LION sempat disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 31 Januari lalu, lantaran terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan kala itu. Kemudian, BEI pun membuka suspensi saham LION pada Selasa (4/2/2025) lalu. Namun setelah suspensi dibuka, saham LION justru ambruk.

Namun yang membuat miris, tiga emiten konglomerasi Prajogo Pangestu justru masuk ke dalam saham terboncos pekan ini.

Adapun ketiga saham tersebut yakni PT Petrosea Tbk (PTRO) yang anjlok 27,27%, kemudian saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang ambruk 22,16%, dan saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang ambrol 21,49%.

Ketiga saham Prajogo tersebut ambruk parah pada perdagangan Jumat kemarin, setelah adanya kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukan tiga emiten konglomerasi Prajogo Pangestu ke dalam indeks MSCI Investable Market pada review Februari 2025.

Hal ini karena setelah analisis dan masukan, ditemukan kendala investibility di ketiga saham tersebut. MSCI akan meninjau kembali kelayakan saham-saham tersebut sebagai bagian dari tinjauan indeks di masa mendatang dan akan memberikan komunikasi lebih lanjut sesuai kebutuhan.

Sebelumnya, rebalancing atau kocok ulang indeks MSCI akan diumumkan pada 12 Februari mendatang. Rumor beredar akan ada tiga saham konglomerat masuk, di mana salah satunya yakni BREN.

Indeks MSCI kerap menjadi acuan investor asing untuk investasi di negara-negara tertentu, termasuk emerging market seperti Indonesia.

Dalam setahun, mereka melakukan kocok ulang ini empat kali, yakni pada bulan Februari, Mei, Agustus, dan November.

Kabar pasar saat ini tengah ramai diperbincangkan soal tiga saham konglomerat yang akan masuk jadi jajaran konstituen MSCI Indonesia Large-Cap.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*