Pasar Asia-Pasifik turun pada Rabu (21/8/2024), mengikuti Wall Street karena baik S&P 500 maupun Nasdaq Composite menghentikan rekor kemenangan delapan hari berturut-turut.
Dikutip dari CNBC International, S&P 500 turun 0,2%, sementara Nasdaq Composite menyusut 0,33%. Dow Jones Industrial Average turun 0,15%.
Di Asia, data perdagangan Jepang untuk Juli 2024 menunjukkan ekspor naik 10,3% dibandingkan tahun lalu dan impor naik 16,6% dalam periode yang sama. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ekspor akan naik 11,4%, sementara impor diperkirakan naik 14,9%.
Dengan ekspor yang lebih rendah dari yang diharapkan dan impor yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, defisit perdagangan Jepang melebar menjadi JPY 621,84 miliar (US$4,28 miliar), angka yang lebih besar dari JPY 330,7 miliar yang diperkirakan.
Juli akan menjadi bulan terakhir data perdagangan yang tercatat sebelum langkah Bank of Japan untuk menaikkan suku bunga pada akhir Juli, yang menyebabkan yen menguat secara dramatis.
Biasanya, yen yang lebih lemah menguntungkan eksportir dan perusahaan dagang Jepang, yang merupakan pemain utama di Nikkei 225 dan kenaikannya telah berperan penting dalam mendorong indeks tersebut ke rekor tertingginya.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,75% setelah rilis data, sementara Topix yang lebih luas jatuh 0,54%.
Kospi Korea Selatan merosot 0,18%, dan Kosdaq yang berkapitalisasi kecil turun 0,66%.
Indeks S&P/ASX 200 Australia juga turun 0,28%.
Futures indeks Hang Seng Hong Kong berada di 17.360, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI yang berada di 17.511,08.