Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang Agustus 2024 terbilang sangat baik, bahkan hingga berhasil mencetak rekor beberapa kali hanya dalam sebulan saja.
Sepanjang Agustus 2024, IHSG bahkan berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya (all time high/ATH) beberapa kali.
Diketahui, sudah 14 kali IHSG mencetak rekor barunya sepanjang Agustus 2024. Rekor pertama dicetak pada perdagangan 13 Agustus di posisi 7.356,64. Sehari kemudian, IHSG kembali mencetak rekornya di 7.436,04.
Pada akhir Agustus 2024, IHSG pun berhasil menutupnya dengan kembali mencetak rekor di 7.670,73. Sejatinya IHSG sempat menyentuh level psikologis 7.700 pada Kamis (29/8/2024). Namun, pada penutupan perdagangan Kamis, IHSG berbalik arah sehingga gagal untuk bertahan di level psikologis 7.700.
Dalam sepanjang Agustus 2024, IHSG tercatat melesat 5,72% secara point-to-point (ptp).
Saat IHSG berhasil mencetak rekor berkali-kali di Agustus 2024, beberapa saham terpantau juga berhasil terbang cukup tinggi hingga ratusan persen. Bahkan, dari deretan saham yang terbang tersebut, beberapa diantaranya merupakan saham yang sempat mendekam di bawah posisi Rp 10 per saham.
Pada akhir Juli 2024, terpantau ada dua saham yang sebelumnya berada di bawah Rp 10 per saham, per akhir Agustus 2024 terbang tinggi ke posisi harga di atas Rp 30 per saham. Adapun kedua saham tersebut yakni PT Intan Baru Prana Tbk (IBFN) dan PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU).
Saham IBFN pada perdagangan akhir Juli 2024 masih berada di harga Rp 8/saham. Sedangkan saham TAMU berada di harga Rp 9/saham. Namun per akhir Agustus 2024, saham IBFN dan TAMU berhasil terbang tinggi hingga ratusan persen masing-masing ke Rp 36/saham dan Rp 35/saham.
Melesatnya IHSG didorong oleh data-data ekonomi Indonesia yang baik. Pada awal agustus 2024, inflasi Indonesia periode Juli 2024 tercatat turun menjadi 2,13%, dari 2,51% pada periode Agustus 2024.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2024 sebesar 5,05% (year-on-year/yoy). Tingkat pertumbuhan tersebut juga didukung dengan inflasi yang rendah dan terkendali pada angka 2,13% pada bulan Juli 2024.
Selain itu, angka pertumbuhan ekonomi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan sejumlah negara lain, seperti China (4,7%), Singapura (2.9%), Korea Selatan (2,3%), dan Meksiko (2,24%).
Kemudian, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencatatkan surplus sebesar US$ 0,47 miliar. Surplus perdagangan Juli 2024 terdiri atas surplus nonmigas sebesar US$ 2,61 miliar dan defisit migas sebesar US$ 2,13 miliar.
Kemudian, nilai ekspor Indonesia Juli 2024 mencapai US$22,21 miliar atau naik 6,55% dibanding ekspor Juni 2024. Dibanding Juli 2023 nilai ekspor naik sebesar 6,46%.
Adapun, nilai impor Indonesia Juli 2024 mencapai US$21,74 miliar, naik 17,82% dibandingkan Juni 2024 atau naik 11,07% dibandingkan Juli 2023.
Dari suku bunga, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Agustus 2024.
Suku bunga deposit facility juga tetap 5,5%, kemudian suku bunga lending facility tetap sebesar 7%.
Tumbuhnya perekonomian Indonesia pada periode Juli mendorong penguatan IHSG yang signifikan disepanjang Agustus 2024.